TERINDAH
Persahabatan itu terlalu indah,
terciptanya ‘memory’ bersama,
menambahkan lagi pertalian,
pertalian yang semakin erat,
saat pertama kali mengenalinya,
pertama kali memandangnya,
debaran di dada terlalu kencang,
bak angin bergelora,
ombak menghentam pantai,
akhirnya persahabatan bertukar menjadi cinta,
di saat hati sudah terpaut,
di saat nafsu sudah terikat,
akhirnya si dia hadir semula,
debaran itu kembali kencang,
ombak yang menghentam pantai,
menguatkan kasih sayang yang sedia ada,
seperti kasih sayang itu baru hadir di hati ini,
sehingga hubungan ini bukan sekadar hubungan biasa,
tercipta mahligai indah dengan kebahagiaan bersama,
terdirinya mahligai indah bersama si dia,
buat kebahagiaan yang berpanjangan,
dalam erti pengorbanan dan kasih sayang,
timbul rasa bahagia yang lama terpendam.
terciptanya ‘memory’ bersama,
menambahkan lagi pertalian,
pertalian yang semakin erat,
saat pertama kali mengenalinya,
pertama kali memandangnya,
debaran di dada terlalu kencang,
bak angin bergelora,
ombak menghentam pantai,
akhirnya persahabatan bertukar menjadi cinta,
di saat hati sudah terpaut,
di saat nafsu sudah terikat,
akhirnya si dia hadir semula,
debaran itu kembali kencang,
ombak yang menghentam pantai,
menguatkan kasih sayang yang sedia ada,
seperti kasih sayang itu baru hadir di hati ini,
sehingga hubungan ini bukan sekadar hubungan biasa,
tercipta mahligai indah dengan kebahagiaan bersama,
terdirinya mahligai indah bersama si dia,
buat kebahagiaan yang berpanjangan,
dalam erti pengorbanan dan kasih sayang,
timbul rasa bahagia yang lama terpendam.
Hasil Nukilan: -Miela- Ps 5…
MIMPI
KU...
Mataku terlelap seketika
mimpikan kegagalan yang akan tiba
aku terus melelapkan mata
aku terbayang keputusan yang bakal ku terima
aku tertidur lagi
satu pun tiada ku jawab
ku berjaga malam utk dpt kputusan cemerlang
masa berjalan begitu pantas
aku mengikuti gerak mimpi
terlena aku di buai mimpi
mimpi ngeri yang akan menjadi kenyataan
kegagalan yang bakal ku terima
aku menanti dengan penuh debaran
tiba-tiba aku terjaga
seakan matahari menjerit padaku
mengumumkan masa yang semakin singkat
aku pantas menjawab
soalan begitu mudah dan aku terus menjawab
matahari tadi menjerit lagi
tiba-tiba kertasku di ambil matahari
aku terbangun dan melihat kertas ku tiada di meja
aku keseorangan di dalam dewan
mimpiku itu hanya sekadar mimpi
kerana matahari menyinari alam
aku dapat menjawab dengan baik
aku dapat keputusan yang cemerlang
itulah mimpi ngeri yang aku alami.
mimpikan kegagalan yang akan tiba
aku terus melelapkan mata
aku terbayang keputusan yang bakal ku terima
aku tertidur lagi
satu pun tiada ku jawab
ku berjaga malam utk dpt kputusan cemerlang
masa berjalan begitu pantas
aku mengikuti gerak mimpi
terlena aku di buai mimpi
mimpi ngeri yang akan menjadi kenyataan
kegagalan yang bakal ku terima
aku menanti dengan penuh debaran
tiba-tiba aku terjaga
seakan matahari menjerit padaku
mengumumkan masa yang semakin singkat
aku pantas menjawab
soalan begitu mudah dan aku terus menjawab
matahari tadi menjerit lagi
tiba-tiba kertasku di ambil matahari
aku terbangun dan melihat kertas ku tiada di meja
aku keseorangan di dalam dewan
mimpiku itu hanya sekadar mimpi
kerana matahari menyinari alam
aku dapat menjawab dengan baik
aku dapat keputusan yang cemerlang
itulah mimpi ngeri yang aku alami.
JANJI…
Suka menutupi duka,
duka yang lama tersemat di dada,
rindu semakin kencang di dalam dada,
di saat itu jiwa ku terseksa,
mengenangkannya yang berada jauh di mata,
seperti kata api dan kayu yang menjadikannya abu,
menguatkan lagi kasih sayang,
sehingga kedukaan berubah menjadi tenang,
saat hadirnya bintang menyinari malam,
di saat itu aku mula rasa debaran,
debaran yang lama kembali kencang,
apabila mata bertentang mata,
si dia semakin dekat di dalam jiwa,
di saat itu aku terpaut pada cintanya,
sehingga janji menjerat hati sendiri,
di kala kepemergiannya adalah janji yang tersemat,
sehingga terngiang di telinga siang dan malam,
timbul pula rasa bersalah,
sehingga dia datang menghampiri dan memberi keizinan kepada ku,
agar aku kembali tenang seperti dahulu.
duka yang lama tersemat di dada,
rindu semakin kencang di dalam dada,
di saat itu jiwa ku terseksa,
mengenangkannya yang berada jauh di mata,
seperti kata api dan kayu yang menjadikannya abu,
menguatkan lagi kasih sayang,
sehingga kedukaan berubah menjadi tenang,
saat hadirnya bintang menyinari malam,
di saat itu aku mula rasa debaran,
debaran yang lama kembali kencang,
apabila mata bertentang mata,
si dia semakin dekat di dalam jiwa,
di saat itu aku terpaut pada cintanya,
sehingga janji menjerat hati sendiri,
di kala kepemergiannya adalah janji yang tersemat,
sehingga terngiang di telinga siang dan malam,
timbul pula rasa bersalah,
sehingga dia datang menghampiri dan memberi keizinan kepada ku,
agar aku kembali tenang seperti dahulu.
Hasil Nukilan: -Miela- Ps 5…
0 comments:
Catat Ulasan